Jangan Bersedih Ibu Rasminah : Hukum Membuat Galau Rakyat Kecil


Sepulang dari kantor, di bis kota saya dan penumpang harus berdiri seperti kebanyakan bis kota penuh, maklumlah jam pulang kerja. Sambil bis kota melaju, sebuah koran nasional menjadi teman dalam perjalanan saya pulang ke kostan di bilangan Salemba Jakarta Pusat. 

Ketika membaca halaman tiap halamannya, dihalaman pertengahan saya tertarik untuk membaca sebuah tulisan. Koran itu menurunkan berita seputar vonis MA agung kepada seorang ibu berumur 54 tahun. Namanya,  ibu Rasminah asal tanggerang. Ia terkena sangsi pidana 4 bulan sepuluh hari dengan tuduhan pencurian piring milik majikannya sendiri, yang sekarang malah majikannya itu ditahan gara-gara terlilit kasus penipuan 303 calon jamaah haji.

Gambar http://www.vhrmedia.com


Hmmm, lagi-lagi ini soal perkara orang kecil yang selalu dibuntuti hukum oleh karena sebuah pelanggaran yang sebetulnya bisa di bicarakan secara kekeluargaan. Oke, kalo ini mau dibawa keranah hukum demi tegaknya keadilan. Tapi kita enggak usah bahas lagi kalau banyak perkara besar yang merugikan orang sejagad Indonesia, diganjar begitu ringan malah pemeran utama terkadang tak tersentuh sama sekali. Berbeda untuk Rasminah, ketika dibebas murni di PN tanggerang, sang jaksa tetap keukeuh untuk membawanya ketingkat kasasi.

Makanya, ada benarnya bahkan banyak benarnya kalau hukum di negara kita tercinta Indonesia ini aseli benar-benar tajamnya kebawah, giliran ke atas si pedang jadi tumpul. Ada banyak kejadi yang serupa  ibu Rasminah di negara ini, tapi sekali lagi bahwa masyarakat kita ini nampaknya sudah bisa menjadikan ini sebagian dari kebiasaan buruk yang terus berulang. Seperti yang sudah-sudah ada gerakan koin prita, gerakan mengumpulkan sandal jepit, kini untuk ibu Rasminah ada gerakanmengumpulkan piring. Itu menandakan masyarakat dimanapun dari setiap lapisan membuka diri, membantu siapa yang tertindas.

Mengumpulkan Piring untuk MA akan menjadi bukti atas kecewanya masyarakat merasa tersakiti. Semoga ibu Rasminah tetap tabah, tak mesti galau yang membuat bersedih. Biarlah ketidakadilan ini dibalas oleh beribu bahkan berjuta masyarakat yang terbuka mata dan hatinya mengungkapkan rasa yang anda rasakan ibu Rasminah. Seperti yang sudah diungkapkan di berbagai kanal jejaring sosial yang jujur mengungkapkan atas nama hati nurani.