Ini yang sering ditanyakan oleh para rekan-rekan dikampung atau sesama perantau di Jakarta.
Bagi saya awalnya Jakarta hanyalah sebuah tempat rantau dimana saya menuntut
ilmu alias kuliah. Kini, kuliah hampir akan mendekati akhir, sambil juga mulai bekerja.
Pertanyaan itu memang telah menyelimuti dari tahun-tahun
lalu dan akhirnya itu harus dijawab dan tentunya harus dibuatkan planningnya.
OK, ini bicara soal apakah setelah selesainya kuliah atau mendapatkan pengalaman yang cukup akan
kembali ke kampung atau akan terus di
kota Jakarta ini. Saya cukup sulit menyiapkan jawaban yang mantap. Dulu saya memilih untuk selesainya kuliah
saya kembali ke kampung halaman saya di Kuningan, Jawa-Barat.
Namun jawaban itu akhirnya berubah, seiring perjalanan waktu
dan bisa dikatakan tantangan hidup. Dengan mantap saya memutuskan untuk menteap
disini, artinya tidak begitu saja selesai kuliah atau setelah berbekal
pengalaman yang cukup pulang ke kampung halaman dan meniti karir disana. Saya
memilih untuk stay di kota Jakarta
ini.
Tidak cintakah pada tanah kelahiran sendiri?
Oh, saya begitu cinta kampung saya yang indah dan sejuk itu.
Disitu saya kecil dan orang tua serta sahabat dan teman saya. Namun salah satu pertimbangan yang
membuat saya, untuk tidak kembali diantaranya pertimbangannya adalah kesempatan maupun informasi masih sangat deras di kota
ketimbang dikampung.
Mungkin lebih ke suasana, ya. Entah kenapa spirit itu lebih terbangun dan
tumbuh ketika saya harus barada di arena orang lain. ini ternyata
seringkali dirasakan oleh beberapa teman
yang kita sama-sama dari kampung dan mengembara di Jakarta bahwa kalau kita
kekampung kita lebih menghabiskan tidur, berlibur tanpa memikirkan hidup, hehe
Ketika saya menghitung koneksi dengan orang-orang
profesional, saya lebih meemukan jumlah
terbanyak di kota yang baru saya tinggali ini ketimbang dikampung. Artinya,
koneksi lebih banyak saya temukan disini, mungkin karena saya dewasa di
Jakarta.
Ada beberapa hal lain yang yang membuat saya lebih memilih
untuk berkarir disini. Tapi sekali lagi itu bukan berarti saya tak cinta
kampung halaman.
Tapi manusia hanya berencana, Allah sang maha kuasa atas semuanya. Bisa jadi, mulai besok saya harus kembali
kekampung menjalani hidup. So, ini lah hidup tak ada yang pasti, selain kepastian dari tuhan
yakni mati. Semangat terus dimanapun dan kapanpun.
Salam Bahagia