Belajar Tanggung Jawab Terhadap kerja dari Seorang Teman

Kurang lebih dua minggu ini, saya dapatkan satu teman yang sebtulnya sudah lama kita kenal tapi hanya sesekali kami berkomunikasi lewat twitter dan baru beberapa hari ini saja kami sering sms dan twitteran, tak lain karena sebagai teman saja.

Mencoba menarik satu inspirasi dari seorang perempuan yang bekerja sebagai SPG ini. Pagi tadi ini, saat saya sedang mengedit sebuah tulisan. Dari Hp saya, saya membaca timeline twitter dimana teman saya bella ini sedang uring-uringan, nampak sedang dalam kondisi yang emosi.

Mencoba sedikit menyapa dan menanyakan apa gerangan terjadi? Pekerjaanlah yang membuat ia begitu galau, jiahhh (galau  keluar juga) J

“Kemarin Disuruh Masuk Pagi, Eh,, malah Disuruh Siang”
Begitulah cerita Bella, melalui sms dia mengeluarkan segala kegundahannya.  Jadi kronologisnya, saat kemarin ia mendapat jadwal masuk pagi bahkan semalam pun kami sms dan berencana untuk bertemu di sore setelah ia pulang kerja.  Namun ketika pagi ia masuk, malah disuruh siang. Ia pun tak terima dan sedkit memaksa tetap masuk pagi dan terjadilah bentakan yang membuat ia lantas pergi.

Saat saya smsan dengannya, nampak ia tak lama membawakan emosinya. Kami berdua coba ngobrol ringan, meski ia memutuskan untuk tidak masuk siangnya karena ongkos dari rumah ke tempat pekerjaannya besar, terlebih ia berencana memutuskan resign.

Saya dapat menyadari dalam kondisi emosi seperti itu. Namun diketika sore selepas magrib, bunyi Sms darinya yang berisi dirinya baru saja melesaikan pekerjaan rutinnya.  Ia mengungkapkan bahwa, tanggung jawab akan pekerjaan harus ia laksanakan ketimbbang mengikuti ego.

Saya belajar darinya bagaiman Dikala emosi seperti itu ia menyadari tanggung jawab tak dapat begitu saja hilang oleh karena ada masalah disekitar yang membuat diri emosi. Emosi boleh manusiawi, tapi berfikir dan bersikap tetap jernih.

Selain itu, apa yang saya tangkap dari kejadiaan kawan saya ini begitu lebih mendorong saya untuk menumbuhkan tanggung jawab pada pekerjaan.  Bagi saya, tanggung jawab pada pekerjaan menjadi sattu dorongan penting sebelum mengoyak-ngoyak hak.  Terkadang perhitungan hak seperti gajii, fasilitas, dll lebih di perhitungkan ketimbang seberapa besar tanggung jawab akan kewajiban yang kita telah kerjakan.

Ya, dari hal itu saja saya bersyukur memiliki leader yang selain cantik juga baik, lingkungan kerja yang menyenangkan dan asik serta pekerjaan yang saya begitu dinikmati karena sesuai passion  saya. Maka rasanya harusnya tak ada alasan untuk tidak bertanggung jawab pada pekerjaan, walaupun saya masih  suka sedikit nakal,hehe

Meski baru lebih dekat kenal, Inspirasi dari seorang Bella dan ceritanya menarik untuk dipetik hikmahnya.. semoga selama saya ngeblog pun ada nilai yang bisa dipetik dan bermanfaat untuk dipetik oleh pembaca sekalian.. amiin