Bagiku mimpi adalah komitmen, doa
da pencapaiaan. Dulu hidup tanpa mimpi bagaikan hidup tanpa tujuan. Menjadi
penulis, merupakan bagian dari mimpi terbesar sampai saat ini yang tak
tergoyahkan. Tak bisa sekarang ini apakah saya bisa dikatakan mimpiku sebagai
penulis ataupun belum, yang jelas saya merasa menulis satu passion saya yang
sudah saya nikmati. Bicara media, beberapa karya sudah bisa muncul di beberapa
media mainstream, salah-satunya juga
di halaman Move edisi Januari 2012, terima kasih saya ucapkan atas
kesempatannya.
Tapi perjalanan sampai pada
pencapaiaan saat ini begitu sangat panjang. Awal memilih untuk menjadi penulis,
semuanya dilakukan dengan membuat karya yang tentunya di nilai sinis. Bagi saya
itu pecut yang membuat saya harus terus memperbaiki diri. Ketiadaan sarana
membuat saya harus bekerja ekstra, salah-satunya agar saya bisa mendapatkan
pinjaman netbook saya harus membantu teman saya dalam mengerjakan tugas kampus,
sehingga saya bisa enak hati pinjam netbook miliknya. Dengan neetbook itu,
beberapa tulisan lahir hingga saya bisa kirim karya itu ke beberapa media.
Gambar :www.mindtalk.com |
Mungkin ratusan karya tidak
dimuat, beberapa perlombaan tak berhasil menadapat juara, beberapa kesempatan
kerja sebagai penulis lepas tak kunjung diterima. Tapi berkarya dan belajar
tetap terus saya lakukan. Aktifitas di lembaga pers kampus dengan media majalah
kampus menjadi tempat saya belajar dan berkarya hingga
manajemen redaksi.
Hingga suatu ketika salah satu
media nasional menerima pengajuan magang, dari sinilah awal kali menginjak
profesionalisme di industri media. Dari sinilah profesionalisme berkarya
menjadi satu tuntutan.
Semuanya
lalu menjadi pendidikan saya secara mental dan pengetahuan hingga teknis. Ya,
mimpi yang kita tuliskan dalam benak dengan komitmen tinggi akan membawa
kesuksesan. Kesuksesan tak dapat di artikan secara materi atau jabatan. Bagi
saya, kesuksesan bicara soal bagaimana mimpi yang ada dalam benak di wujudkan
dalam proses dan hasil.